Selama bertahun-tahun, cold chain logistics telah menjadi bagian penting dalam mengangkut makanan dan pasokan yang mudah rusak dari satu tempat ke tempat lain. Barang-barang yang peka terhadap suhu harus dikirim melalui rantai pasokan seperti produk lainnya, dan ada banyak ilmu pengetahuan dan teknologi yang digunakan untuk mempertahankan kesegarannya saat memindahkan barang-barang ini.
Bagaimana perusahaan mengintegrasikan cold chain logistics ke dalam proses pengiriman mereka, dan taktik apa yang mereka gunakan untuk memastikan makanan mereka mempertahankan kualitasnya?
Daftar Isi
Apa Itu cold chain logistics?
Karena banyak negara di dunia menjadi lebih maju dan standar hidup meningkat, orang lebih sadar akan kebutuhan akan produk segar dan berkualitas. Karena itu, ada permintaan tinggi untuk produk yang sensitif terhadap suhu untuk diangkut jarak jauh dengan aman.
Dikutip dari laporan dari Allied Market Research yang berjudul “Indonesia Cold Chain Logistics Market by Business Type, End-Use Industry, Product, and Technology: Indonesia Opportunity Analysis and Industry Forecast, 2022–2031” menyebutkan bahwa nilai pasar logistik rantai dingin di Indonesia mencapai $4,97 miliar pada tahun 2021. Angka ini diperkirakan akan tumbuh menjadi $12,59 miliar pada tahun 2031, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan sebesar 10,2% selama periode 2022–2031.
Cold chain logistics, atau logistik rantai dingin, melibatkan transportasi produk yang aman dan terjamin dengan mempertahankan persyaratan suhu dan kelembapan tertentu. Untuk melakukan ini, perusahaan cold chain logistics menggunakan peralatan dan teknologi canggih untuk memastikan bahwa produk yang Anda terima segar bahkan setelah diangkut jarak jauh.
Mengelola suhu produk yang mudah rusak memastikan bahwa produk tersebut aman dan berkualitas tinggi dari titik asal, melalui rantai distribusi, dan akhirnya sampai ke konsumen. Tapi jangan biarkan nama cold chain logistics membodohi Anda; sementara banyak produk harus disimpan pada suhu yang lebih dingin, di bawah nol, yang lain mungkin membutuhkan suhu yang lebih tinggi dan lebih hangat untuk mempertahankan kualitas dan teksturnya.
Sejarah Cold Chain Logistics
Cold Chain Logistics atau logistik rantai dingin telah berkembang pesat seiring dengan kebutuhan untuk mengangkut barang yang sensitif terhadap suhu, seperti makanan, obat-obatan, dan produk biologis, dengan kondisi yang terjaga. Berikut adalah perjalanan sejarahnya:
- Abad ke-18: Perintisan Konsep Pendinginan
- Penggunaan es dan salju untuk menjaga kesegaran makanan dimulai sejak zaman kuno. Namun, pada abad ke-18, es mulai digunakan secara sistematis untuk mengawetkan bahan makanan selama transportasi jarak dekat.
- Di Eropa dan Amerika Utara, rumah es (ice houses) digunakan untuk menyimpan es yang diambil dari sungai atau danau yang membeku.
- Abad ke-19: Revolusi Industri dan Pengangkutan Dingin
- 1834: Jacob Perkins menciptakan mesin pendingin pertama berbasis kompresi uap. Ini menjadi dasar teknologi pendinginan modern.
- 1877: Charles Tellier, seorang insinyur Prancis, berhasil mengembangkan kapal berpendingin untuk mengangkut daging dari Amerika Selatan ke Eropa.
- Pada masa ini, kereta berpendingin pertama juga mulai diperkenalkan untuk mengangkut hasil pertanian dan produk susu.
a. Perkembangan di Abad ke-20
- Perang Dunia dan Inovasi Teknologi
- Selama Perang Dunia I dan II, kebutuhan untuk mengangkut makanan dan obat-obatan ke medan perang mendorong pengembangan teknologi pendinginan.
- 1940-an: Sistem pendinginan mekanis menjadi lebih umum, menggantikan penggunaan es.
- Peningkatan Infrastruktur Logistik
- 1950-an hingga 1970-an: Revolusi di industri makanan olahan memicu pertumbuhan rantai dingin, terutama untuk produk daging, ikan, dan makanan beku.
- Transportasi dengan truk berpendingin menjadi lebih efisien, memungkinkan pengiriman barang dalam jumlah besar ke jarak yang lebih jauh.
- Teknologi Transportasi Udara
- Dengan berkembangnya transportasi udara di pertengahan abad ke-20, produk farmasi, vaksin, dan barang bernilai tinggi lainnya mulai diangkut dengan suhu terkendali dalam skala global.
b. Era Modern: Digitalisasi dan Globalisasi
- 1980-an hingga 1990-an: Digitalisasi Awal
- Sensor suhu mulai digunakan untuk memonitor kondisi selama transportasi.
- Sistem pelacakan logistik mulai diterapkan, meningkatkan transparansi dan efisiensi dalam rantai pasokan.
- 2000-an: Globalisasi dan Permintaan yang Meningkat
- Dengan meningkatnya perdagangan internasional, rantai dingin menjadi krusial untuk mengangkut barang seperti makanan segar, obat-obatan, dan bahan kimia.
- Vaksin dan produk biologis lainnya memerlukan standar ketat untuk memastikan efektivitas.
- Teknologi IoT dan AI
- 2010-an ke atas: Sensor berbasis IoT (Internet of Things) memungkinkan pemantauan suhu secara real-time, dan AI (Artificial Intelligence) mulai digunakan untuk meramalkan kebutuhan logistik rantai dingin.
Apa manfaat cold chain logistics?
Selain menyediakan produk yang berkualitas dan aman bagi konsumen, cold supply chain logistics juga berkontribusi besar terhadap perekonomian dan tenaga kerja. Produk berkualitas berarti konsumen puas, mengarah ke permintaan yang lebih tinggi dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, logistik pasokan rantai dingin memberi orang pekerjaan karena karyawan yang tepercaya dan terlatih dibutuhkan di setiap langkah proses. Personil diperlukan untuk pekerjaan gudang, distribusi, transportasi, dan mengemudi truk.
Jika produk seperti makanan dan hasil bumi tidak disimpan pada suhu yang tepat, produk tersebut dapat mengalami perubahan warna, degradasi tekstur, memar, dan pertumbuhan mikroba. Dalam hal ini, barang-barang tersebut tidak ideal untuk dikonsumsi dan menjadi terbuang sia-sia.
Secara keseluruhan, cold chain logistics sangat penting untuk melindungi kesehatan masyarakat dengan memastikan semua produk yang mudah rusak berkualitas tinggi dan aman untuk dikonsumsi masyarakat.
Proses cold chain logistics
Proses cold chain logistics melibatkan banyak langkah, termasuk produksi, penyimpanan di fasilitas produksi, transportasi, dan penyimpanan di gudang pelanggan. Setiap fasilitas dan metode pengangkutan harus dikontrol suhunya, dan semua staf harus terlatih dengan baik tentang prosedur rantai dingin.
Berikut adalah beberapa prosedur umum dari proses cold chain logistics :
1. Variations in Demand
Perusahaan logistik harus mempertimbangkan waktu kedatangan dan keadaan kedatangan. Jika produk diminati, perusahaan tertentu dapat memintanya sesuai kebutuhan.
Variations in Demand adalah perubahan atau fluktuasi dalam permintaan konsumen terhadap suatu produk atau jasa selama periode waktu tertentu. Perubahan ini dapat terjadi karena berbagai faktor, termasuk musiman, tren pasar, perubahan preferensi konsumen, kondisi ekonomi, atau kejadian tertentu.
2. Load Integrity
Load Integrity mengacu pada kondisi keselamatan, stabilitas, dan keutuhan muatan selama proses pengangkutan, penyimpanan, atau penanganan barang dalam rantai pasokan. Konsep ini mencakup berbagai aspek yang memastikan bahwa barang tiba di tujuan dengan kondisi yang sesuai seperti saat dikirimkan.
Bagian dari proses ini melibatkan teknologi apa pun yang diperlukan untuk menjaga suhu pengiriman dan bagaimana barang dikemas dan dikemas.
3. Transport Integrity
Transport Integrity adalah konsep yang mengacu pada keandalan, keamanan, dan keutuhan proses pengangkutan barang dari titik asal ke tujuan akhir. Ini mencakup segala upaya untuk memastikan bahwa barang yang dikirim tiba dengan kondisi sesuai, tepat waktu, dan tanpa mengalami kerusakan atau pelanggaran selama perjalanan.
Dikombinasikan dengan teknologi pendinginan, anggota staf harus memastikan bahwa lingkungan yang dikontrol suhu tetap terjaga selama transportasi.
Teknologi yang Digunakan dalam Cold Chain Logistics
Teknologi diperlukan dalam cold chain logistics untuk memastikan produk dikirimkan dalam keadaan segar. Tidak hanya diperlukan sistem Manajemen Gudang modern yang dapat menangani persyaratan rantai dingin, tetapi Fasilitas juga perlu dikontrol suhu, termasuk gudang dan transportasi. Hal ini dilakukan dengan menggunakan sistem pendingin tugas berat modern yang membantu mempertahankan suhu yang tepat saat barang diangkut dan disimpan.
Produk tidak rusak saat suhu melewati batas tertentu; sebaliknya, suhu yang berfluktuasilah yang menyebabkan barang rusak, memar, atau rusak. Beberapa metode digunakan untuk mendinginkan produk ini, bergantung pada faktor tertentu seperti musim dan ukuran pengiriman. Metode ini mungkin termasuk:
- Es Kering: Karena sifat es kering, es ini dapat membuat produk tetap beku untuk waktu yang lama.
- Paket Gel: Ini terutama digunakan untuk pengiriman farmasi atau medis.
- Eutectic Plates: Pelat dingin yang dapat digunakan kembali berkali-kali.
- Nitrogen Cair: Metode ini memungkinkan kargo biologis, seperti organ dan jaringan, untuk diangkut dan dibekukan untuk jangka waktu yang lebih lama.
- Qulits: Ini diisolasi dan dapat dibungkus di sekitar produk tertentu atau diletakkan di atasnya untuk menjaga suhu konstan.
- Reefers: Istilah ini mengacu pada semi, truk, atau van yang dikontrol suhu dan menyediakan sirkulasi udara.
Penyedia 3pl berkualitas akan memiliki keahlian dalam jenis metode pembekuan mana yang terbaik untuk jenis produk dan hari transit, merencanakan penundaan untuk memastikan integritas produk tetap terjaga.
Masalah Umum cold chain logistics
Pengiriman barang dapat sangat terpengaruh jika ada masalah dengan proses cold chain logistics. Penyimpanan dan transportasi rantai dingin akan terganggu jika pengemudi dan staf lainnya tidak mengetahui potensi masalah yang mungkin timbul.
1. Masalah Umum dalam Cold Chain Logistics dan Dampaknya
Cold chain logistics, yang bertujuan menjaga kualitas barang melalui kontrol suhu, sering menghadapi berbagai tantangan yang dapat mengganggu operasional. Berikut adalah beberapa masalah utama yang perlu diwaspadai:
1. Pengemasan yang Tidak Memadai
Pengemasan yang tidak tepat atau rusak dapat menyebabkan produk menjadi terkontaminasi, yang pada akhirnya berisiko merusak kualitas barang. Misalnya, wadah yang bocor atau tidak sesuai standar dapat memungkinkan udara atau kelembapan masuk, memengaruhi stabilitas suhu selama transportasi.
2. Penurunan Kualitas Produk
Barang seperti makanan, obat-obatan, dan produk biologis memerlukan sanitasi, pembersihan, dan penyortiran yang tepat sebelum dikirim. Kesalahan dalam proses ini dapat menyebabkan penurunan kualitas dan risiko kesehatan bagi konsumen.
3. Keterlambatan Pengiriman
Penundaan pengiriman menjadi masalah yang semakin sering terjadi, baik karena hambatan lalu lintas, cuaca, maupun kendala operasional. Untuk produk yang sensitif terhadap waktu seperti makanan segar atau vaksin, keterlambatan ini dapat berdampak serius, termasuk hilangnya kesegaran dan efektivitas.
4. Dokumentasi yang Hilang atau Tidak Memadai
Dalam manajemen cold chain, dokumentasi yang rinci sangat penting untuk memastikan standar terpenuhi. Statistik seperti suhu, kelembapan, dan waktu transportasi harus dicatat dengan akurat. Dokumentasi yang hilang atau tidak lengkap dapat menyebabkan pelanggaran regulasi dan klaim kerusakan.
iTemp McEasy: Solusi Cerdas untuk Menjaga Keutuhan Rantai Dingin Anda
McEasy menghadirkan solusi inovatif untuk industri cold chain logistics melalui teknologi iTemp, yang dirancang untuk memastikan keandalan dan efisiensi dalam pengelolaan suhu selama transportasi barang sensitif. iTemp memungkinkan Anda untuk melakukan
- pemantauan suhu secara real-time dengan sensor berbasis IoT,
- Mempermudah pelacakan dan memastikan bahwa barang tetap berada dalam rentang suhu yang ditentukan.
- memberikan kemudahan transparansi dan akurasi dalam dokumentasi.
Dengan solusi McEasy, perusahaan dapat mengurangi risiko kehilangan kualitas barang, meningkatkan kepatuhan terhadap standar regulasi, serta meningkatkan kepuasan pelanggan melalui pengiriman yang aman dan tepat waktu. Jangan biarkan risiko kerusakan barang menghambat bisnis Anda.