fbpx

Mengenal 3PL dan In-House dalam Dunia Logistik

oleh | 28 Jul 2023 | Manajemen Pengiriman


Dalam dunia bisnis, perusahaan memiliki dua pilihan utama untuk mengelola logistik mereka, yaitu menggunakan penyedia layanan logistik pihak ketiga (third-party logistics/3PL) atau membangun dan mengelola logistik secara internal (in-house). Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi perbedaan, kekurangan, dan kelebihan dari 3PL dan in-house dalam mengelola logistik.

Perbedaan antara 3PL dan In-House

Logistic Monitoring
  1. Penyedia Layanan: Dalam 3PL, perusahaan mengontrak pihak ketiga untuk mengelola operasional logistik mereka, termasuk pengangkutan, pergudangan, dan pengiriman. Di sisi lain, dalam in-house, perusahaan membangun dan mengelola infrastruktur logistik mereka sendiri.
  2. Kontrol: Dalam 3PL, perusahaan memiliki kendali yang lebih terbatas terhadap operasional logistik karena mereka mengandalkan penyedia layanan. Sementara itu, dalam in-house, perusahaan memiliki kendali penuh dan keputusan langsung dalam mengelola logistik mereka.
  3. Biaya: Dalam 3PL, perusahaan membayar biaya jasa kepada penyedia logistik, yang mungkin termasuk biaya pengiriman, pergudangan, dan manajemen logistik. Dalam in-house, perusahaan bertanggung jawab atas biaya pembangunan dan operasional infrastruktur logistik sendiri.

Kekurangan dan Kelebihan 3PL

Thumb Distribusi

Kekurangan 3PL:

  1. Ketergantungan Eksternal: Menggunakan 3PL berarti perusahaan bergantung pada pihak ketiga untuk mengelola logistik mereka. Ini berarti perusahaan tidak memiliki kendali penuh atas operasional dan mungkin menghadapi kendala dalam fleksibilitas dan responsif terhadap perubahan bisnis.
  2. Kurangnya Kontrol: Dalam 3PL, perusahaan mungkin memiliki kendali yang lebih terbatas dalam pengambilan keputusan terkait logistik. Keputusan penting seperti pemilihan pemasok atau metode pengiriman mungkin ada di tangan penyedia layanan.

Kelebihan 3PL:

  1. Keahlian Spesialis: 3PL adalah penyedia logistik yang mengkhususkan diri dalam operasional logistik. Mereka memiliki pengetahuan dan keahlian yang mendalam dalam pengelolaan logistik, sehingga dapat memberikan layanan yang efisien dan efektif.
  2. Skalabilitas dan Fleksibilitas: Menggunakan 3PL memungkinkan perusahaan untuk dengan mudah mengatur kapasitas logistik mereka sesuai dengan fluktuasi permintaan. Dalam situasi pertumbuhan bisnis atau musim liburan, perusahaan dapat dengan cepat meningkatkan kapasitas logistik mereka tanpa harus membangun infrastruktur sendiri.

Kekurangan dan Kelebihan In-House

About Mceasy Edited

Kekurangan In-House:

  1. Biaya Investasi Tinggi: Membangun dan mengelola infrastruktur logistik in-house membutuhkan investasi awal yang signifikan. Perusahaan harus mengalokasikan sumber daya finansial untuk membangun gudang, membeli armada transportasi, dan mengembangkan sistem manajemen logistik.
  2. Tanggung Jawab Operasional: Dengan mengelola logistik secara in-house, perusahaan memiliki tanggung jawab penuh atas operasional logistik. Ini mencakup pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur, manajemen karyawan logistik, serta pemenuhan kebutuhan pelanggan.

Kelebihan In-House:

  1. Kendali Penuh: Mengelola logistik secara in-house memberikan perusahaan kendali penuh atas semua aspek operasional logistik. Perusahaan memiliki keputusan langsung dalam mengelola rantai pasokan mereka dan dapat menyesuaikan proses sesuai dengan kebutuhan mereka.
  2. Fleksibilitas dan Responsivitas: Dalam in-house, perusahaan dapat dengan cepat menyesuaikan operasional logistik mereka dengan perubahan dalam permintaan pelanggan atau kebutuhan pasar. Mereka memiliki fleksibilitas untuk membuat keputusan secara real-time tanpa harus bergantung pada pihak ketiga.

Kesimpulan

Pilihan antara 3PL dan in-house dalam mengelola logistik memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. 3PL memberikan keahlian spesialis dan skalabilitas yang tinggi, tetapi mengorbankan kendali dan fleksibilitas penuh. Di sisi lain, in-house memberikan kendali penuh dan fleksibilitas, tetapi membutuhkan biaya investasi awal yang tinggi. Penting bagi perusahaan untuk mempertimbangkan kebutuhan bisnis, skala operasional, dan sumber daya yang tersedia sebelum memutuskan apakah akan menggunakan 3PL atau membangun infrastruktur logistik sendiri. Dalam beberapa kasus, perusahaan juga dapat memilih pendekatan gabungan, di mana mereka mengintegrasikan penggunaan 3PL dengan operasional logistik in-house untuk memanfaatkan kelebihan dari kedua sistem tersebut.

Konsultasi Kebutuhanmu

Dapatkan saran fleet management, video monitoring, dan sensor bahan bakar dari ahlinya

Please enable JavaScript in your browser to complete this form.

Tulisan Terkait

Pentingnya Sistem Informasi Pesanan untuk Pelanggan 

Pentingnya Sistem Informasi Pesanan untuk Pelanggan 

Bagi Anda pemilik bisnis pengiriman atau logistik, penting untuk menjaga dan meningkatkan kepuasan pelanggan Anda. Bayangkan Anda sebagai pelanggan yang menunggu paket barang yang penting, namun tidak tahu pasti di mana barang mereka berada atau kapan akan tiba....

5 Tips Menjaga dan Meningkatkan Kepercayaan Pelanggan Logistik

5 Tips Menjaga dan Meningkatkan Kepercayaan Pelanggan Logistik

Bagi Anda pemilik bisnis atau manajer operasional logistik, menjaga kepercayaan pelanggan adalah kunci untuk mempertahankan loyalitas mereka. Akan tetapi, ada tantangan yang sering kali menghambat kepuasan pelanggan, seperti ketidakjelasan informasi pengiriman....

5 Cara Mengoptimalkan Rute untuk Pengiriman Cepat 

5 Cara Mengoptimalkan Rute untuk Pengiriman Cepat 

Tren belanja online terus terjadi, dan ini membawa peluang besar bagi industri logistik maupun pengiriman barang seperti Anda. Namun, tingginya permintaan pengiriman juga dibarengi dengan tantangan besar, yaitu proses perencanaan rute yang tidak efisien sering kali...

Tantangan Logistik dan Inovasi McEasy di Tahun 2025 

Tantangan Logistik dan Inovasi McEasy di Tahun 2025 

Berdasarkan Siaran Pers Supply Chain Indonesia (SCI), Setijadi, CEO McEasy, memproyeksikan sektor (lapangan usaha) transportasi dan pergudangan pada tahun 2025 akan berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia sebesar Rp 1.623,65 triliun atau tumbuh...