Last-mile delivery dipengaruhi oleh naiknya permintaan pasar karena pesatnya tren belanja online, sehingga masyarakat beramai-ramai berbelanja melalui berbagai platform e-commerce seperti sekarang. Maraknya fenomena ini membuat pertumbuhan last-mile delivery akan meningkat hingga 78% di tahun 2030 nanti sebagaimana yang dikemukakan oleh World Economic Forum.
Tingginya persentase itu membuat para pelaku bisnis harus memberikan pelayanan terbaik bagi para pelanggannya. Mengingat jumlah pengiriman yang harus didistribusikan juga meningkat, para pelaku bisnis juga harus memikirkan bagaimana metode yang tepat agar para pelanggannya menerima barang dengan utuh, baik secara kualitas, dan tentunya tepat waktu.
Maka, di sinilah last-mile delivery berperan untuk memberikan kecepatan pada proses pengiriman. Lalu, kendala apa yang sampai sekarang belum terselesaikan dari aktivitas last-mile delivery ini? Bagaimana strateginya agar ekspektasi pelanggan juga terpenuhi?
Daftar Isi
Tantangan Last-Mile Delivery
Ada banyak sekali hal yang menghambat suksesnya proses last-mile delivery yang end to end.
Biaya Pengiriman Tinggi
Menurut penelitian, lebih dari 80% pelanggan saat ini bersedia membayar lebih untuk pengiriman yang lebih cepat, dan memenuhi harapan ini sendiri merupakan tantangan dengan pengiriman jarak jauh. Rute yang tidak efisien, sistem masih manual, dan manajemen yang buruk memperlambat waktu penyelesaian pengiriman dan menimbulkan ancaman bagi seluruh proses pengiriman.
Kompleksitas Logistik
Perusahaan perlu menyederhanakan aspek logistik pengiriman yang paling rumit, terutama di mil terakhir. Mereka harus mengoptimalkan pemenuhan omnichannel end-to-end dengan presisi sekaligus meminimalkan biaya last mile. Orkestrasi yang disederhanakan dari pemesanan hingga pengiriman melalui rute yang dinamis, pengelolaan armada outsourcing, penjadwalan, dan pelacakan adalah kuncinya.
Emisi Karbon Meningkat
Pertumbuhan stabil e-commerce yang paralel adalah peningkatan emisi karbon. Pengiriman paket diperkirakan meningkat 78% secara global pada tahun 2030 yang menghasilkan emisi hingga 30% lebih besar. Tanpa intervensi, dapat mengharapkan lonjakan emisi karbon sebesar 32% dari lalu lintas pengiriman perkotaan pada tahun 2030. Tekanan bagi merek untuk menurunkan emisi karbon mereka secara cepat dan dramatis tidak pernah sebesar ini.
Strategi Maksimalkan Last-Mile Delivery
Bukan dari segi armada pengiriman yang harus dioptimalkan untuk melancarkan operasional last-mile delivery, tapi ada beberapa manajemen strategi yang harus Anda siapkan lebih dalam.
Minimalisir Rute dan Biaya Pengiriman
Besarnya biaya gudang penyimpanan bukanlah satu-satunya hal yang menghambat last-mile delivery, tetapi Anda juga harus mempertimbangkan permintaan dan pesanan pelanggan. Jika Anda harus menangani penjualan e-commerce selama 24 jam, misalnya, maka last-mile delivery akan memakan banyak waktu untuk armada pengiriman. Anda hanya perlu memangkas jarak pengiriman agar biaya operasional yang dikeluarkan juga tidak membengkak. Untuk itu tekanan dalam mengendalikan waktu inilah yang bisa mengkonsolidasikan muatan, yang biasanya tiba dengan kendaraan besar dan mengatur pengiriman jarak jauh.
Koordinasikan Gudang Penyimpanan dengan Armada Pengiriman
Untuk memenuhi ekspektasi pelanggan, ada baiknya jika Anda meningkatkan perencanaan agar operasional last-mile delivery berjalan lancar. Anda hanya perlu menggunakan aplikasi atau software pengelolaan gudang untuk memudahkan aktivitas pengiriman dan menentukan prioritas pengiriman, sehingga proses pengiriman barang berjalan dengan cepat.
Lalu, Anda juga harus mengkoordinasikan gudang dengan armada Anda agar end to end, misalnya dengan menggunakan software manajemen transportasi yang merencanakan rute, melacak armada pengiriman, hingga mobilisasi barang secara end to end. Biasanya perusahaan-perusahaan besar menggunakan jenis software transportasi manajemen ini untuk mempermudah operasional mereka.
Pantau Armada Pengiriman Secara Real Time
Salah satu cara untuk memantau operasional last-mile delivery yaitu dengan melacak armada melalui Transportation Management System (TMS) dari McEasy yang sekaligus bisa memantau dan mengevaluasi perilaku driver saat proses pengiriman.
Bukan hanya itu, TMS juga memberikan berbagai benefit saat operasional last-mile delivery, seperti pengiriman barang secara real time, menghemat biaya bahan bakar, jarak tempuh pengiriman otomatis dan efisien, hingga menjaga kualitas muatan produk rantai dingin dengan fitur sensor suhu dan sensor pintu yang terdapat di TMS McEasy.
Dengan TMS mempermudah pelanggan memantau armada pengiriman dan mendapatkan barangnya tepat waktu adalah sesuatu yang harus diciptakan dan dipertahankan. Apalagi aktivitas belanja online di berbagai e-commerce yang kian meningkat dari tahun ke tahun membuat sistem manajemen last-mile delivery harus dioptimalkan. Bukan hanya untuk membawa profit bagi bisnis Anda, tetapi juga meningkatkan daya saing antar kompetitor. Lagi-lagi Anda juga harus memprioritaskan dan memenuhi ekspektasi pelanggan untuk menciptakan loyalitas mereka.
Mengingat last-mile delivery ini merupakan proses kontak fisik pertama bertemunya produk dengan pelanggan, maka untuk mencapai titik kepuasan pelanggan adalah Anda harus maksimalkan dari segi manajemen dan operasional last-mile delivery dengan fitur-fitur TMS McEasy. Sebab kunci kesuksesan terletak pada optimalisasi armada, pengiriman, dan logistik balik untuk menjadikan mil terakhir lebih berkelanjutan.
Maksimalkan last-mile delivery Anda dengan fitur-fitur TMS McEasy! Kunjungi informasi selengkapnya hanya di