Supply Chain Indonesia (SCI) memprediksi bahwa sektor logistik Indonesia pada tahun 2025 akan tumbuh hingga dua digit atau sekitar 5,05 persen. Angka ini diproyeksikan lebih tinggi daripada negara lain seperti Singapura dan Korea Selatan. Adapun pertumbuhan ini didukung oleh meningkatnya sektor transportasi dan pergudangan di Indonesia. Terlebih lagi, masyarakat sekarang cenderung melakukan belanja online, sehingga semakin membuka peluang besar bagi industri logistik.
“Kita ketahui sektor logistik merupakan pendorong dari pada ekonomi nasional. Tapi di satu sisi perkembangan industri logistik juga dipengaruhi kondisi ekonomi, sektor perdagangan dan sebagainya. Berkaca dengan itu kita diprediksi tumbuh 5,05 persen dan itu lebih tinggi ketimbang negara lain, seperti Singapura atau Korea Selatan,” ucap Setijadi, CEO Supply Chain Indonesia dalam seminar “Outlook Ekonomi dan Bisnis 2025” di Hotel Harris Kelapa Gading, Jakarta (8/10).
Namun, di tengah peluang baru tersebut justru sektor logistik Indonesia masih menghadapi tantangan besar. Apa tantangan tersebut? Dan bagaimana sektor logistik mampu menghadapi tantangan serta tetap kompetitif di era ekonomi digital sekarang? Simak artikel berikut ini.
Daftar Isi
Kurangnya Konektivitas Antar Infrastruktur Membuat Biaya Logistik Tinggi
Meskipun peluang ini ada, SCI juga mengungkap sektor logistik Indonesia juga dihadapkan pada tantangan besar, salah satunya adalah kurangnya konektivitas antar infrastruktur yang belum menyeluruh atau end-to-end, terutama untuk pengiriman antar pulau. Akibatnya, proses distribusi dari pulau atau ke daerah membutuhkan biaya pengiriman yang lebih tinggi.
Akan tetapi, pemerintah Indonesia juga terus melakukan pembangunan jalan tol laut dan pelabuhan untuk transportasi antar moda. Dengan demikian, harapannya dapat meningkatkan konektivitas antar daerah yang akan memudahkan proses distribusi barang, serta bagaimana transportasi darat dan laut ini bisa terkoneksi.
Ketidakefisienan dan Kenaikan Harga BBM Semakin Memicu Tingginya Biaya Operasional
Selain kurangnya konektivitas antar infrastruktur, proses pengiriman yang tidak efisien juga membuat biaya logistik semakin tinggi. Misalnya, pemilihan rute secara manual yang tidak tepat berpotensi menyebabkan penggunaan bahan bakar yang berlebihan.
Terlebih lagi, kenaikan bahan bakar minyak (BBM) per 1 Januari 2025 mengalami peningkatan sebesar 3% hingga 5,9% yang semakin memicu tingginya biaya pengiriman. Berikut adalah data kenaikan harga BBM per 1 Januari 2025: Pertamax: Naik Rp400/liter, dari Rp12.100 menjadi Rp12.500/liter, kenaikan sekitar 3,3%. Pertamax Turbo: Naik Rp150/liter, dari Rp13.550 menjadi Rp13.700 per liter. Pertamina Dex: Naik Rp1.000/liter, dari Rp16.900 menjadi Rp17.900/liter, kenaikan sekitar 5,9%. Dexlite: Kenaikan harga ada, tetapi persentasenya lebih kecil (sekitar 3,4%).
Kelalaian Pengemudi Meningkatkan Risiko Kecelakaan
Hal ini juga diperparah dengan kelalaian pengemudi atau human error selama berkendara. Pengemudi kelelahan sering kali menyebabkan microsleep atau kondisi tertidur sejenak yang kemudian menyebabkan kecelakaan. Ini tidak hanya merugikan finansial bagi perusahaan, tetapi juga merusak reputasi pelanggan. Pengiriman menjadi terlambat dan kerusakan pada muatan barang cenderung menurunkan ekspektasi pelanggan, sehingga berdampak pada reputasi perusahaan.
Ekspektasi Pelanggan yang Semakin Kompleks
Tidak sedikit pelanggan yang menginginkan transparansi selama proses pengiriman. Mereka cenderung selalu ingin mendapatkan update pengiriman terbaru mereka. Biasanya, mereka berkoordinasi secara manual dengan perusahaan, lalu perusahaan menghubungi pengemudi untuk menanyakan lokasi dan status pengiriman terbaru yang kemudian informasinya dikirimkan ke pelanggan. Bayangkan jika ini terjadi pada Anda dalam jumlah pengiriman yang padat dan banyak dari pelanggan Anda menanyakan informasi pengiriman, tentu ini membuang waktu lebih banyak dan tidak efisien.
Adopsi Teknologi IoT dan AI sebagai Solusi Utama
Teknologi Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI) adalah solusi utama untuk mengatasi tantangan logistik. IoT dan AI memanfaatkan sensor kendaraan seperti GPS dan dashcam berbasis AI untuk mengoptimalkan efisiensi dan meningkatkan keamanan pengiriman. IoT meningkatkan efisiensi operasional seperti optimalisasi rute dan jadwal pengiriman, sementara AI menggunakan analisis data untuk mencegah kecelakaan melalui pemantauan perilaku pengemudi dan pengiriman secara real-time, serta deteksi dini distraksi pengemudi.
Inovasi McEasy untuk Mengatasi Tantangan Logistik 2025
Sebagai solusi logistik terintegrasi, McEasy menghadirkan inovasi berbasis IoT dan AI yang dirancang untuk menjawab tantangan logistik di era digital. Berikut adalah teknologi unggulan dari McEasy yang membantu bisnis Anda tetap kompetitif:
1. TrackVision: Keamanan Armada Berbasis AI
Video monitoring berbasis AI yang hadir lebih unggul dengan akses video monitoring McEasy Platform (MEP) Mobile untuk komunikasi langsung dengan pengemudi dan menerima notifikasi otomatis dengan rekaman kejadian.
2. Spare Part Solutions: Menghindari Downtime hingga Efisiensi Biaya Perbaikan
Mengelola armada dengan perawatan tepat waktu kini lebih mudah dengan Spare Part Solutions. Solusi ini mencakup perawatan terjadwal dan penggantian suku cadang seperti ban dan oli tepat waktu. Dengan solusi ini, downtime dan komplain pelanggan dapat dicegah, serta menghemat biaya perbaikan. Simak video lengkapnya berikut ini.
3. Quick Assignment: Penugasan Pengiriman Mudah dan Cepat
Optimalkan operasional dengan Quick Assignment, fitur penugasan otomatis yang mampu menentukan rute tercepat dan jadwal pengiriman dalam hitungan detik. Dengan rute dan jadwal pengiriman yang lebih efisien, Service Level Agreement (SLA) tetap terjaga dan biaya pengiriman dapat ditekan.
4. Vendor Portal: Transparansi Pengiriman 24/7
Pelanggan kini dapat memantau pengiriman secara real-time melalui Vendor Portal. Solusi ini juga menyediakan notifikasi status pengiriman otomatis yang dikirimkan langsung ke WhatsApp pelanggan.
5. Fuel Management: Efisiensi Bahan Bakar yang Lebih Baik
Solusi ini membantu Anda untuk mendeteksi pemborosan bahan bakar dengan memantau perilaku pengemudi yang berpotensi menyebabkan pemborosan bahan bakar serta mendeteksi anomali atau pencurian bahan bakar.
Mulai Langkah Transformasi Bisnis Anda dengan McEasy
Tahun 2025 adalah tahun yang membawa peluang besar bagi sektor logistik Indonesia, tetapi juga dihadapkan pada tantangan besar. Untuk itu, sektor logistik Indonesia harus mampu memanfaatkan peluang dengan menggunakan teknologi IoT dan AI seperti McEasy.
Dengan memanfaatkan peluang yang ada, sektor logistik Indonesia seperti bisnis Anda tetap dapat kompetitif dan memberikan kualitas layanan yang lebih baik, yang pada akhirnya meningkatkan kepuasan pelanggan dan reputasi perusahaan Anda.
Tertarik untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana McEasy bantu memenuhi kebutuhan operasional bisnis Anda? Jadwalkan demonya bersama kami.